Maritim Indonesia — Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta mempunyai visi yaitu menjadi lembaga yang mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di bidang transportasi laut. Seiring dengan visi tersebut, maka saat ini BP3IP kembali membuka enam jurus pendidikan dan pelatihan (Diklat) di bidang kemaritiman.
Direktur BP3IP Jakarta, Ahmad mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk memberikan berbagai kontribusi dalam Pengembangan SDM Pelayaran yang profesional dan unggul. Untuk itu, BP3IP terus berupaya untuk memperkuat sektor transportasi laut melalui berbagai pendidikan dan pelatihan kerjasama yang customized sesuai kebutuhan para stakeholder dan user di sektor kepelabuhanan, terminal, tenaga kerja bongkar muat serta informasi digital kepelabuhanan berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) maupun peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub).
“Untuk itu, BP3IP membuka enam Diklat yang dapat diikuti oleh para pelaut, yaitu Penyusunan Recognized Security Organization (RSO), Pelatihan Penanganan dan Pengangkutan Barang Curah Padat di Pelabuhan, Pelatihan Penanganan dan Pengangkutan Barang Berbahaya di Pelabuhan, dan Marlins Test + Preparition for Seafarer, serta Pelatihan Penanggulangan Pencemaran Tingkat 1, 2 dan 3,” kata Ahmad dalam keterangannya, Jumat sore.
Mantan Direktur KPLP ini menjelaskan, pada diklat RSO pihaknya akan memberikan pelatihan penyusunan dan asistensi untuk Penilaian Keamanan Fasilitas Pelabuhan (PFSA) dan Penilaian Keamanan Kapal atau Ship Security Assessment (SSA).
Selain itu pada diklat ini para peserta juga akan mendapatkan pelatihan International Maritime Organization (IMO) Model yang berisikan personil fasilitas pelabuhan, perwira keamanan perusahaan dan internal auditor International Ship and Port Facility Security (ISPS Code).
Ahmad menambahkan pada Pelatihan Penanganan dan Pengangkutan Barang Berbahaya di Pelabuhan para peserta akan mendapatkan pengenalan, ketentuan, prosedur dan konstruksi serta pengujian packing tentang The International Maritime Dangerous Goods (IMDG).
Selain itu pihaknya juga akan memberikan pendidikan terkait angkutan laut dan klasifikasi barang berbahaya.
“Untuk Pelatihan Penanganan dan Pengangkutan Barang Curah Padat di Pelabuhan kami akan melatih para peserta tentang tata cara dan penanganannya saat bahan curah padat sebelum dimuat diatas kapal,” ujarnya.
Selain itu di diklat ini juga akan mengajarkan tugas dan tanggungjawab dari pihak yang terlibat dalam penanganan dan pengangkutan barang curah padat.
Sedangkan Marlins Test + Preparition for Seafarer merupakan pelatihan maritime english bagi para pelaut yang akan mengikuti test maritime english guna mendapatkan sertifikat yang berlaku internasional dan diminta oleh perusahaan pelayaran sebagai salah satu syarat menjadi pelaut di perusahaannya.
Terakhir, kata Ahmad, untuk Pelatihan Penanggulangan Pencemaran terbagi atas tiga tingkatan. Dimana pada setiap tingkatannya para lulusan akan mendapat kompetensi yang beragam.
Untuk tingkat 1, akan mampu menjadi First Responder untuk kesiapan menanggulangi tumpahan minyak.
Lalu pada tingkat 2 peserta diharapkan akan mampu menjadi Supervisor dan On Scene Commander untuk mengawasi operasi dan perencanaan tumpahan minyak.
Pada tingkat 3 peserta akan mampu menjadi Administrator dan Senor Manger untuk membentuk landasan, melakukan dan mengelola respon yang efektif jika terjadi tumpahan minyak.
“Dengan enam diklat ini kami bisa ikut berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan SDM yang up to date terhadap perkembangan zaman dan industrI 4.0. Dimana BP3IP Jakarta terus mengupayakan selalu pengembangan sarana dan prasarana, terdapat 42 laboratorium dan simulator yang siap menunjang kebutuhan dalam pengembangan SDM Pelayaran,” ungkap Ahmad.
Diyambahkan Ahmad, yang jelas kita ada regulasi, sarana prasarana dan SDM tenaga pengajar, instruktur serta tenaga ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing.
Menyangkut soal biaya, Ahmad mengatakan tergantung lokasi, di hotel apa di kelas kita, atau offline atau online. (ire djafar)