Maritim Indonesia – PT Pelindo Marine Service (PMS) atau Pelindo Marine menggelar pelatihan terkait keselamatan pelayaran dan pemeliharaan kapal yang diikuti oleh 311 (seratus tiga belas) pelautnya di 8 (delapan) kota pelabuhan di Indonesia.
Pelatihan yang merupakan in-house training ini diikuti baik pelaut dari departemen dek maupun departemen mesin, antara lain Nakhoda, Mualim, Juru Mudi, hingga Kepala Kamar Mesin, Masinis dan Juru Motor.
“Pelatihan ini merupakan in-house training yang diorganisir sendiri oleh Pelindo Marine dengan menghadirkan instruktur eksternal yang kompeten, seperti dari regulator yakni kesyahbandaran dan klasifikasi kapal,” kata Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko Pelindo Marine, Lia Indi Agustiana di Surabaya, Jumat (9/8),
Lebih jauh dikatakan, pelatihan ini tidak hanya diikuti oleh pelaut, bahkan para General Manager Pelindo Marine di pelabuhan setempat juga diundang untuk bisa berdiskusi dan berkoordinasi langsung dengan para pelautnya terkait materi-materi pelatihan.
Semenjak akhir Bulan Mei hingga Agustus ini, sambung Lia Indi, pelatihan diadakan berturut-turut di 8 kota pelabuhan, mulai dari Balikpapan, Medan, Makassar, Banjarmasin, Tanjung Balai Karimun, Sorong, Dumai, dan terakhir di Surabaya.
“Luasnya lokasi pelaksanaan pelatihan dan partisipasi pelaut dari departemen dek dan mesin menunjukan komitmen manajemen Pelindo Marine untuk mewujudkan keselamatan pelayaran serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Break The Silo (BTS) atau memecah sekat-sekat kepentingan sektoral dalam organisasi,” jelas Lia Indi.
Menurutnya, sekat-sekat kepentingan sektoral dalam organisasi harus dihilangkan, baik itu sekat fungsi kerja, lokasi penugasan, hingga mungkin identitas budaya.
“Dengan BTS akan tercipta marineverse atau marine universe yang mewujudkan tak hanya keselamatan pelayaran, tetapi juga standarisasi kualitas pelayanan, yakni pelayanan prima di seluruh Indonesia,” jelas Lia Indi.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak Agustinus Maun, hadir sebagai pembicara kunci di sesi pelatihan penutup yang dilaksanakan di Surabaya, yang merupakan kota pamungkas penyelenggaraan.
Dalam pemaparannya, Pimpinan regulator di pelabuhan terpadat kedua di Indonesia tersebut berbagi kepakarannya dari perspektif regulasi terkait operasional dan keselamatan pelayaran. Ia memaparkan bahwa sebenarnya berbagai regulasi yang ada sudah cukup detil dalam menyebutkan dan mengatur teknis pencegahan terjadinya berbagai jenis insiden kapal.
“Di antaranya tenggelam, terbakar, tubrukan hingga kandas,” jelas Agustinus Maun.
Ia melanjutkan, ada berbagai tindakan yang harus dilaksanakan para pemangku kepentingan maritim sebagai pencegahan kecelakaan kapal.
“Mulai dari kepatuhan pada regulasi dan standar, penegakan hukum dan kebijakan, perbaikan infrastruktur, optimasi teknologi dan sistem, perbaikan prosedur operasional, inspeksi kapal, pengelolaan kargo serta kesadaran lingkungan,” paparnya.
Lebih jauh dijelaskan, kolaborasi dan komunikasi, serta pelatihan dan pendidikan perlu dilakukan, aeperti yang telah dilaksanakan oleh Pelindo Marine di berbagai kota.
“Skema pelatihan Pelindo Marine ini dapat diimplementasikan oleh pemangku kepentingan maritim lainnya, sebagai upaya bersama menciptakan keselamatan pelayaran di Indonesia,” ungkap Agustinus Maun senada.
Tujuan pelatihan tersebut tampaknya tercapai. Karena salah satu pelaut peserta pelatihan di Surabaya, Wakhid Hasyim yang bertugas sebagai Mualim 1 di Kapal Tunda Jayanegara 203 mengungkapkan, “Materi pelatihan tentang basic ship maintenance dan marine accident and investigation tersebut merupakan topik kompetensi dasar yang penting untuk terus di-refresh (diingatkan) kepada pelaut. Karena selalu ada perkembangan ilmu dan teknologi di industri maritim yang dinamis.”
Menurutnya, dengan mengingat dan memahami, serta mendapatkan pembaharuan atas keterampilan dasar itu, sebagai pelaut menjadi lebih percaya diri dan merasa aman dalam bertugas di laut. Selain itu, lanjutnya, pelatihan dari instruktur-instruktur kompeten seperti KSOP dan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) ini penting untuk pengembangan karir dan memberikan kepuasan kerja.
“Jadi perhatian Pelindo Marine pada sisi wellbeing tidak hanya dirasakan oleh pegawai darat, tetapi manfaatnya juga bisa dirasakan oleh para pelaut yang menjadi ujung tombak bisnis perusahaan,” ungkapnya senang. (ire djafar)