“Bandara-bandara AP1 hadirkan berbagai kegiatan untuk memeriahkan HUT RI ke-78”
Maritim Indonesia – PT Angkasa Pura I (AP1) memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 (HUT RI ke-78) melalui perpaduan nuansa khidmat dan kemeriahan berbagai aktivitas menarik di bandara-bandara yang dikelola. Rangkaian peringatan HUT RI ke-78 pada 17 Agustus kemarin dimulai dengan mengumandangkan teks proklamasi dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di area terminal yang diikuti oleh para pengguna jasa bandara secara khidmat.
Suasana khidmat berubah menjadi meriah melalui pementasan sejumlah _live performance_ seperti tari tradisional, _live music_ dengan tema kemerdekaan, serta pembagian bingkisan untuk para pengguna jasa di beberapa bandara seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara El Tari Kupang.
Tidak berhenti di situ, beberapa bandara seperti Bandara Bandara Juanda Surabaya, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Sentani Jayapura dan Bandara Internasional Yogyakarta mengajak para penumpang yang tengah berada di bandara untuk ikut serta dalam lomba khas 17-an.
“Pada peringatan HUT RI ke-78 di tahun ini, kami menyandingkan kemeriahan berbagai kegiatan dan nuansa khidmat suasana hari kemerdekaan di bandara. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk jiwa nasionalisme, serta menghadirkan semangat kemerdekaan bagi para pengguna jasa yang tengah berada di bandara,” ujar Vice President Corporate Secretary AP1 Rahadian D. Yogisworo.
Suasana bertema kemerdekaan di bandara semakin kuat dengan penataan dekorasi bertema merah putih, pemutaran lagu-lagu nasional, serta pemasangan _wall of frame_ sejarah bandara.
Beberapa bandara yang dikelola AP1 merupakan bandara yang memiliki sejarah panjang serta memiliki peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan dan upaya mempertahankan kemerdekaan. Beberapa di antaranya adalah Bandara Adisutjipto Yogyakarta yang dahulu bernama Pangkalan Udara Maguwo yang berperan penting dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dalam Agresi Militer, Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru yang pada masa perang kemerdekaan bernama Lapangan Terbang Ulin, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang dahulu merupakan basis pendidikan penerbang Angkatan Darat bernama Pangkalan Udara Kalibanteng, serta Bandara Adi Soemarmo Solo yang dulunya merupakan lapangan terbang militer bernama Pangkalan Udara Panasan.
“_Wall of frame_ kami hadirkan untuk memberikan edukasi kepada para pengguna jasa bandara, di mana kami juga menyajikan informasi bagaimana bandara yang dulunya merupakan pangkalan udara militer untuk perjuangan kemerdekaan, kini bertransformasi menjadi bandara modern untuk melayani kebutuhan transportasi udara masyarakat luas,” tutur Rahadian.
“Kami berharap rangkaian kegiatan ini dapat memberikan hiburan dan pengalaman tak terlupakan bagi para pengguna jasa, memberikan edukasi, serta tentunya dapat menumbuhkan semangat patriotisme dan nasionalisme,” pungkasnya.
(ire djafar)