Teknologi SFV Rubah Budaya Nelayan, Dari Mencari Ikan Menjadi Menangkap Ikan

banner 468x60

Maritim Indonesia — Pada acara puncak peringatan Hari Nusantara di Wakatobi, pada hari Selasa tanggal 13 Desember 2022, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), meluncurkan Smart Fisheries Village (SFV). Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat nelayan.

SFV yang dikembangkan oleh Loka Perekayasaan Tekonologi Kelautan (LPTK) Wakatobi ini memiliki fokus utama pada Teknologi Kelautan Terintegrasi (Wakatobi dan Coral Garden) di daerah konservasi. Diharapkan teknologi ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, serta kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Read More
banner 300x250

Pada puncak peringatan Hari Nusantara 2022 bertajuk ‘Peningkatan Ekonomi Maritim melalui Kolaborasi Investasi Berkelanjutan untuk Indonesia Bangkit Lebih Kuat’, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono diwakili Kepala BRSDM, Dr. I Nyoman Radiarta.

Dalam kesempatan tersebut Nyoman menjelaskan bahwa SFV UPT merupakan kawasan/kampung yang dikembangkan dengan skema kegiatan kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir.

Pembentukan SFV memiliki beberapa tujuan yaitu: untuk memanfaatkan aset UPT guna menghasilkan PNBP; menjadi model/showcase bagi teknologi yang dikembangkan oleh BRSDM untuk dapat diadopsi masyarakat; serta meningkatkan jejaring dengan menggandeng mitra dalam pelaksanaan kegiatan.

“LPTK Wakatobi telah melahirkan teknologi inovasi yang sudah berhasil dihilirisasi kepada masyarakat KP, karena pada dasarnya kriteria pengukuran terhadap lokasi SFV menggunakan lima indikator pengukuran yang merupakan akronim dari SMART, yaitu Sustainable, Modernization, Acceleration, Regeneration dan Technology,” terang Nyoman.

Melalui penerapan teknologi terintegrasi dan kerja sama dengan berbagai mitra, LPTK Wakatobi telah melahirkan beragam inovasi. Tujusnnya untuk mendukung percepatan program dalam mendukung program penangkapan ikan terukur serta menyejahterakan masyarakat nelayan, dan menjaga ekosistem terumbu karang.

Inovasi yang dihasilkan LPTK Wakatobi di antaranya Teknologi Wakatobi AIS atau Wahana Keselamatan dan Pemantauan Objek Berbasis AIS,  yang dirancang khusus untuk meningkatkan keselamatan serta keterpantauan nelayan kecil dan tradisional.

Implementasi Aplikasi Laut Nusantara

LPTK juga mengimplementasikan Aplikasi Laut Nusantara yakni inovasi teknologi penangkapan ikan berbasis android untuk mengakses beragam informasi kelautan sebagai transformasi budaya nelayan dari ‘mencari ikan’ menjadi ‘menangkap ikan’.

LPTK Wakatobi juga telah menghasilkan konservasi perairan dengan menggunakan empat metode rehabilitasi dan pembibitan karang melalui Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota atau Wakatobi Sea Bamboo.

Di samping itu LPTK Wakatobi juga memiliki Kios Maritim yang merupakan Layanan Data dan Informasi Kelautan yang dapat diakses oleh nelayan.

Di Kios Maritim nelayan dapat mengetahui perihal Sistem Pemantauan AIS, Sistem Pemantauan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI), kondisi laut dan cuaca maritim, serta sistem informasi kelautan Wilayah Pengelolaan Perikanan 714. Kios Maritim juga telah diletakkan di 4 lokasi, yang tersebar di desa, kelurahan dan Dinas Perikanan Wakatobi.

“Tentu dalam pelaksanaanya LPTK Wakatobi tidak dapat bergerak sendiri tanpa  adanya dukungan pemerintah daerah setempat, serta bersinergi dengan dukungan pendidikan dalam hal ini AKKP Wakatobi, bidang pelatihan serta penyuluhan dan juga menjalin mitra dengan berbagai pihak,” ucap Nyoman.

Sementara itu, bantuan teknologi yang diserahkan kepada masyarakat pada puncak peringatan Hari Nusantara berupa 20 unit Gadget dan Laut Nusantara kepada Nelayan yaitu;  2 unit Sistem Informasi untuk Kios Maritim Kepada Pemda Wakatobi dan Desa Koroe Onowa; 50 unit Teknologi Budidaya Karang diserahkan kepada Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi; serta Sertifikat Training of Trainer Laut Nusantara, Wakatobi AIS, dan Budidaya Karang kepada Kepala Desa, Perwakilan Kelompok Nelayan, dengan disaksikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia.

Diberitakan sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono mengapresiasi berbagai inovasi teknologi yang dikembangkan LPTK, salah satunya Wakatobi AIS, pada kunjungan kerjanya ke LPTK, Juni lalu. Dengan dukungan perangkat dan teknologi tersebut, diharapkan produktivitas nelayan meningkat, sehingga semakin sejahtera serta menjadi upaya dalam percepatan penangkapan ikan terukur. (red)

idj idj

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *